Blogroll

Member

RSS

#SIP Artificial Intelligence
A.  Sejarah Artificial Intelligence
Pada awal diciptakannya, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung saja. Namun seiring perkembangan jaman maka peran seiring perkembangan jaman, maka peran komputer semakin mendominasi kehidupan manusia. Komputer sekarang dapat manusia. Komputer sekarang dapat diberdayakan untuk mengerjakan segala sesuatu yang bisa dikerjakan manusia sesuatu yang bisa dikerjakan manusia.
Manusia bisa menjadi pandai dalam menyelesaikam segala permasalahan di dunia ini karena manusia mempunyai pengetahuan dan pengalaman. Semakin banyak pengetahuan seseorang diharapkan lebih mampu untuk menyelesaikan masalah. Manusia juga diberikan penalaran untuk mengambil kesimpulan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki. Agar komputer bisa bertindak sebaik manusia, maka komputer harus diberi bekal pengetahuan dan mempunyai kemampuan untuk menalar.
Sebelum 1950, Claude Shannon dan Alan Turing mengusulkan tes untuk melihat bisa/tidaknya mesin memberikan respon terhadap serangkaian pertanyaan (agar mesin dapat dikatakan cerdas). Shannon mempublikasikan artikel dengan judul “A Chess-Playing Machine”. Bibit AI pertama kali disebar hanya 2 tahun setelah General Electric menerapkan komputer yang pertama kali digunakan untuk penggunaan bisnis. Tahun itu adalah tahun 1956, dan istilah kecerdasan buatan pertama kali dibuat oleh John McCarthy sebagai tema suatu konferensi yang dilaksanakan di Dartmouth College yang dihadiri oleh para peneliti AI. Pada tahun yang sama, program komputer AI pertama yang disebut Logic Theorist, diumumkan. Kemampuan Logic Theorist yang terbatas untuk berpikir (membuktikan teorema-teorema kalkulus) mendorong para ilmuwan untuk merancang program lain yang disebut General Problem Solver (GPS), yang ditujukan untuk digunakan dalam memecahan segala macam masalah. Proyek ini ternyata membuat para ilmuwan yang pertama kali menyusun program ini kewalahan, dan riset AI dikalahkan oleh aplikasi-aplikasi komputer yang tidak terlalu ambisius seperti SIM dan DSS. Namun seiring waktu, riset yang terus menerus akhirnya membuahkan hasil, dan AI telah menjadi wilayah aplikasi komputer yang solid.
AI saat ini meliputi berbagai macam sub bidang, mulai dari tujuan umum daerah, seperti belajar dan persepsi terhadap tugas-tugas tertentu seperti bermain catur, membuktikan teorema matematika, menulis puisi, dan mendiagnosis penyakit. AI systematizes dan mengotomatisasi tugas-tugas intelektual dan karena itu berpotensi relevan untuk setiap bidang aktivitas intelektual manusia

B.  Hubungan Artificial Intelligence dan Kognisi Manusia
Seperti yang kita ketahui bahwa kognisi manusia itu adalah proses berfikir yang ada pada diri manusia sedangkan AI merupakan kecerdasan buatan yang di kembangkan oleh manusia. Kognisi manusia sangat mempengaruhi perkembngan  AI  karena  untuk  mendapatkan kecerdasan buatan (AI) yang baik butuh kognisi manusia yang  baik pula. Dengan adanya  AI maka manusia pun sangat mudah mencari informasi  dan dengan adanya kognisi manusia , AI pun dapat berkembang sesuai dengan kemampuan yang di miliki manusia bahkan lebih, jadi apabila keduanya di hubungkan maka akan terjadi  hubungan timbal balik yang menguntungkan bagi perkembangan  kognisi manusia  dan AI itu sendiri Semua orang yang merangkai model proses distribusi parallel seperti neuron, telah bekerja keras untuk mencoba menemukan solusi atas pertanyaan tentang otak sebagai mesin berpikir. Setelah melalui riset psikologi selama lebih dari 1 abad, terutama melalui riset psikologi kognitif beberapa abad yang lalu. Apa yang telah kita pelajari tentang mesin berpikir kita, yang disebut otak.  Otak berbeda secara fundamental dibandingkan dengan komputer Von Neumann yang sekarang biasa digunakan. Mungkin AI akan berperan lebih jauh jika komputer lebih menyerupai otak. Di bawah ini ditampilkan rangkuman perbandingannya.
Kognisi merupakan kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang sesuatu. Proses yang dilakukan adalah memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa. Selain itu, kognisi manusia sendiri adalah proses-proses mental atau aktivitas pikiran manusia dalam mencari, menemukan, atau mengetahui dan memahami informasi dari lingkungannya.
Artificial Intelligence atau yang disebut dengan kecerdasan buatan ini adalah ilmu yang berdasarkan proses manusia berpikir. Hal ini dapat dilihat pada cara kerja AI dan kognisi manusia dimana cara kerja kognisi manusia adalah menerima stimulus, kemudian dproses dan setelah itu akan menghasilkan respon. Dan cara kerja Artificial Intelligence adalah menerima input, diproses dan kemudian mengeluarkan output berupa suatu keputusan. Dengan demikian, melaui pengetahuan tentang proses berpikir dan mengetahui bagaimana untuk membuat asumsi-asumsi yang pasti tentang bagaimana cara berpikir tersebut, maka dengan asumsi-asumsi itulah para peneliti menggunakannya untuk mendesain suatu program komputer yang mempunyai kecerdasan secara buatan.
Semua proses berpikir menolong manusia untuk menyelesaikan sesuatu masalah. Pada saat otak manusia mendapat informasi dari luar, maka suatu proses berpikir memberikan petunjuk tindakan atau respon apa yang dilakukan. Hal ini merupakan suatu reaksi otomatis dan respon yang spesifik dicari untuk menyelesaikan masalah tertentu. Demikian hal nya dengan Artificial Intelligence yang dibuat untuk membantu manusia untuk menyelesaikan masalahnya.
Dalam proses berpikir, proses ini berhubungan dengan fakta-fakta yang sangat banyak sebelum memberikan respon atau tindakan. Selama proses, ada suatu sistem yang mengarahkan pemilihan respon yang tepat dan disebut dengan pemotongan (prunning). Proses ini mengeliminasi litasan dari berpikir yang tidak relevan dalam usaha mencapai tujuan. Jadi proses ini akan memotong setiap fakta-fakta yang tidak akan mengarah ke tujuan.
Teknik pemrograman dengan kecerdasan buatan (AI) memiliki persamaan dengan otak manusia dalam hal prosesnya. Kecerdasan buatan (AI) juga meniru proses belajar manusia dimana informasi yang baru diserap dan dimungkinkan untuk digunakan sebagai referensi pada waktu yang akan datang. Di sini, informasi yang baru dapat disimpan tanpa harus mengubah cara kerja pikiran yang dapat mengganggu fakta-fakta yag sudah ada. Sehingga, dengan kecerdasan buatan (AI) dimungkinkan untuk membuat program di mana setiap bagian dari program benar-benar independen dan di setiap bagian dari program nya seperti potongan-potongan informasi dalam otak manusia.




#SIP Artificial Intelligence dan Expert System
Kaitan Intelligence dan Expert System adalah :
Sistem Pakar merupakan paket  perangkat lunak atau paket program komputer yang disediakan sebagai media penasehat atau membantu dalam memecahkan masalah di bidang-bidang tertentu seperti sains, pendidikan, kesehatan, perekayasaan matematika, dan sebagainya. Sebuah sistem pakar dapat memproses sejumlah besar informasi yang diketahui dan menyediakan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan pada informasi-informasi. Sistem pakar bertujuan untuk membuat keputusan yang lebih cepat daripada pakar. Dengan adanya sistem pakar ini, pihak manajemen memperoleh keuntungan mendapatkan pakar tanpa pakar tersebut berada ditempat. Sistem pakar ini dapat sama atau bahkan dapat melebihi kepakaran manusia, setidaknya dalam konsistensi.
Sistem pakar mulai dikembangkan pada pertengahan tahun 1960an oleh AI corporation. Periode penelitian AI ini didominasi oleh suatu keyakinan bahwa nalar yang digabung dengan komputer canggih akan menghasilkan prestasi pakar atau bahkan manusia super. Suatu usaha ke arah ini adalah General Purpose Problem Solver (GPS). GPS yang berupa sebuah prosedur yang dikembangkan – oleh Allen Newell, John Cliff Shaw, dan Herbert Alexander Simon – dari Logic Theorist merupakan sebuah percobaan untuk menciptakan mesin yang cerdas. GPS sendiri merupakan sebuah Predecessor menuju Expert System (ES). GPS berusaha untuk menyusun langkah-langkah yang dibutuhkan untuk mengubah situasi awal menjadi state tujuan yang telah ditentukan sebeumnya.

1.    Eliza
Pada 1966, Joseph Weizenbaum dari MIT memperkenakan Eliza, suatu program komputer yang mampu berkomunikasi dan bisa menanggapi manusia dengan menggunakan bahasa sehari-hari. Weizenbaum berharap Eliza dapat menembus dinding pembatas antara komputer dan manusia. Sayangnya, Weizenbaum justru mendapati bahwa manusianya sendiri terlalu bersemangat untuk menembus dinding itu. Eliza diprogram untuk memberi tanggapan seperti ahli psikoterapi, dimana pernyataan seperti “saya punya masalah dengan ayah saya” memicu Eliza menanggapi dengan “cerita lagi lebih banyak tentang beliau”.


2.    Parry
Colby, Hilf, Webber dan Kraemer (1972) mensimulasikan seorang pasien, dan menyebut program ini PARRY, karena ia mesimulasikan seorang pasian paranoid. Mereka memilih seorang paranoid sebagai subyek karena beberapa teori menyebutkan bahwa proses dan sistem paranoia memanga ada, perbedaan respon psikotis dan respon normalnya cukup hebat, dan mereka bisa menggunakan penilaian dari seorang ahli untuk mengecek keakuratan dari kemampuan pemisahan antara respon simulasi  komputer dan respon manusia.
3.    NETtalk
Progam ini jenisnya cukup berbeda, berdasarkan pada jaring jaring neuron, sehinnga dinamakan NETtalk. Program ini dikembangkan oleh Sejnowki disekolah medis harvard  dan Rosenberg di universitas Princeton. Dalam program ini, NETtalk  membaca tulisan dan mengucapkannya keras-keras. NETtalk membaca keras-keras dengan cara mengkonversi tulisan menjadi fenom-fenom, unit dasar dari suara sebuah bahasa. Sistem ini memiliki tiga lapisan: lapisan input, dimana setiap unit merespons sebuah tulisan; lapisan output, dimana unit menampilkan ke 55 fenom dalam bahasa inggris; dan sebuah lapisan unit tersembunyi, dimana setiap unit ditambahkan koneksinya pada setiap unit input maupun output.
NETtalk membaca dengan memperhatikan setiap tulisan satu demi satu, dan dengan menscanning tiga tulisan pada setiap sisi demi sebuah informasi yang kontekstual. Disini lafal ‘e’ pada ‘net’, ‘neglect’, dan ‘red’ bisa ditangkap dengan bunyi yang berbeda. Setiap NETtalk membaca sebuah kata, program ini membandingkan pelafalannya dengan lafal yang benar yang disediakan manusia, kemudian menyesuaikan kekuatannya untuk memperbaiki setiap kesalahan.

#SIP Desain Aplikasi yang Berkaitan dengan Ilmu Psikologi
TES IQ ONLINE
Dalam melakukan review ini saya mengambil satu contoh tes psikologi yaitu Test IQ. Salah satu penyedia jasa Tes IQ online ialah www.iq-test.com/ .
homeDalam melakukan review ini saya mengambil satu contoh tes psikologi yaitu Test IQ. Salah satu penyedia jasa Tes IQ online ialah www.iq-test.com/ .
home


Situs ini merupakan provider tes IQ secara online dan berbayar, namun mereka menyediakan short IQ Tests secara free yang saya telah coba. Free Test ini sendiri terdiri dari berbagai macam yaitu:
·         Free IQ Test yang terdiri dari 8 pertanyaan. Tes IQ sendiri bertujuan untuk mengukur seberapa besar intelegensi seseorang, namun dikarenakan tes ini dilakukan secara gratis, maka tidak semua pertanyaan diberikan sehingga hasil yang didapat masih berupa skor perkiraan. Bentuk tesnya ialah peserta diberi waktu 5 menit untuk menjawab 8 pertanyaan. Bentuknya berupa gambar yang telah disusun kemudian peserta diminta mengisi gambar yang kosong. Diatasnya diberikan pola gambar yang serupa sebagai clue. Semakin lama akan semakin sulit gambar yang diberikan. Contoh soalnya ialah sebagai berikut:a--iq quest
Setelah selesai, saya bisa mendapatkan hasil berupa perkiraan skor IQ berdasarkan hasil tes tadi:
a--iq skor
·         Logical Reasoning Test yang terdiri dari 12 pertanyaan. Test ini ditujukan untuk mengukur kemampuan bernalar logis seseorang. Bentuk pertanyaannya ialah melalui gambar – gambar yang disusun sedemikian rupa dan subjek diminta untuk mengisi bagian yang kosong. Berikut contoh pertanyaannya :
right ans logic-test
Setelah mencoba, berikut skor yang saya dapatkan:
logic score
Setelah itu kita bisa mengetahui mana jawaban yang benar dan mana jawaban yang salah:
a--result1
·         Spatial Ability Test yang tediri dari 10 pertanyaan. Tujuan dari tes ini ialah untuk mengukur kemampuan spasial seseorang. Kemampuan spasial ialah kemampuan seseorang dalam bervisualisasi dan kecerdasan ruang. Bentuk dari tes ini ialah subjek diberikan sebuah gambar kerangka kubus yang disetiap kotaknya diberikan gambar – gambar tertentu. Disampingnya diberikan pilihan jawaban berupa kubus – kubus yang telah terbentuk rapi berdasarkan kerangka disampingnya. Lalu subjek diminta untuk menentukan mana gambar kubus yang tidak mungkin terbentuk dari kerangka disampingnya.
a--spatial quest
Setelah selesai, hasil tes pun akan keluar seperti ini:
spatial acore
Lalu seperti tes sebelumnya, apabila kita ingin mengetahui detail kesalahan kita dapat klik ‘show the answer’.
Di www.iq-test.com/ peserta dapat mengikuti tes IQ secara lengkap dengan membayar biayanya. Besarnya biaya tergantung pada paket yang diambil, semakin lengkap paket maka semakin mahal pula biayanya. Berikut adalah rincian paket dan biayanya:
a--pay for test
Peserta akan melakukan tes secara online dan setelah selesai, akan mendapatkan hasil dan sertifikat resmi dari INTERNATIONAL HIGH IQ SOCIETY. Sertifikat tersebut telah diberi watermark, nama peserta serta skor IQ yang didapat. Berikut adalah contoh sertifikatnya:
a--certified
Pembayaran untuk tes ini dapat dilakukan dengan PayPal, Visa, dan kartu kredit internasional lainnya. Jika anda berminat untuk mengikuti tesnya, anda dapat mencobanya disini



DAFTAR PUSTAKA

Fauset, L. (2000).  Fundamental of Neural Network. Prentice Hall.
Keen, P., G., W., Fick, G., & Sprague, R., H. (1980). Decision support systems: a research perspective. Decision support systems : issues and challenges. Oxford: New York Pergamon Press.
Kusrini. (2006). Sistem Pakar Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : ANDI
Kusumadewi, S. (2003). Artificial Intelligence: teknik dan aplikasinya. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Martiana, E., Badriyah, T., & Sigit, R. (2005). Introduction to artificial Intelligence Surabaya: Politeknik Elektronika Negeri.
Matthews, R. (2008). 25 gagasan Besar sains yang mengubah dunia kita. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta
McLeod, J., r., Raymond, S., & George, P. (2008). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : Salemba Empat.
Nurhayati, O., D. (2003). Konsep Interaksi Manusia dan Komputer. Universitas Diponogoro.
Siler, W., & Buckley, B., B. (2005). Fuzzy Expert System and Fuzzy Reasoning.  Wiley: Interscience. 
Solso, Robert L, dkk. 2009.  Psikologi Kognitif. Jakarta : Erlangga.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

read comments