Blogroll

Member

RSS



Kasus satpam yang menyalahgunakaan seragam


 

                                        
Derson Henriko H.S
11512876
2PA07


                           Universitas Gunadarma 2013/2014


Bab I
Pendahuluan
Latar Belakang
Semenjak manusia mengenal peradaban di dunia ini, seragam telah dikenal keberadaannya. Terbukti ketika kita mempelajari sejarah kehidupan manusia semenjak jaman dahulu kala,  seragam telah dipakai oleh para  tentara kerajaan, dayang-dayang, orang-orang yang bertugas pada bagian tertentu di suatu kerajaan yang ada di berbagai belahan dunia. Seragam sendiri menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) berarti sama ragam, corak, dan budaya-pakaian. Banyak macam-macam profesi yang menggunakan seragam dalam bertugas seperti dokter, polisi, satpam, TNI, guru, OB dan lain-lain. Dengan menggunakan seragam tentunya kita lebih memiliki rasa bangga dengan seragam yang kita kenakan, anggun dan tentunya lebih dihormati orang lain. Namun banyak juga yang merasa dirinya kuat saat mengenakan seragam, berlaku tidak adil, memaksakan kehendak, berbuat semena-mena dan kasar terhadap orang lain, memaksakan kehendak untuk mecapai apa yang diiginkan.
Satpam merupakan instansi yang tujuan utamanya menjaga keamaanan, melindungi suatu perusahan, sekolah atau dimanapun ia ditempatkan. Dengan badan tegap potongan cepak nampak seperti aparat TNI satpam cukuplah disegani jika melihat dari segi fisiknya. Banyak kasus dimana satpam meminta tips meminta uang tambahan dari setiap orang-orang yang merasa sudah memakai jasanya padahal satpam telah memiliki gaji atau pendapatan tetap perbulannya. Memang ada sebagian orang yang memberi dengan Cuma-Cuma Namun tak sedikit satpam yang malah meminta tips atau uang tambahan dengan memaksa. Ketika kita tidak memberi tips maka pelayanan dari satpamnya pun berbeda, mereka langsung cuek, jutek dan seakan tidak mau tahu akan apa yang kita lakukan.
Beda halnya ketika kita memberikan tips kepada satpam tersebut maka sambutannyapun hangat, ramah dengan senyuman. Tidak seharusnya satpam bertindak demikian, satpam haruslah adil karena mereka sudah ditugaskan, mereka sudah di gaji untuk berprilaku baik ramah pada setiap pelanggan yag datang kepadanya. Memang tidak semua satpam demikian, banyak juga satpam yang benar-benar memiliki prilaku baik dengan ada atau tidaknya tips yang diberikan, satpam tetap ramah dan berbaik hati kepada setiap orang yang di bantunya, mereka sadar akan tanggung jawab yang mereka emban. 


Bab II


Banyak kasus-kasus yang terjadi di lingkungan sekitar kita yang melibatkan penyalahgunaan seragam termasuk satpam. Satpam yang notabene adalah sebagai pelindung suatu perusahan, mall, sekolah dll. Namun diluar sana banyak kasus-kasus penyalahgunaan seragam yang melibatkan satpam. Ketika seseorang menggunakan seragam satpam ia merasakan ada sebuah energi keberanian yang lebih, merasa memiliki kuasa, yang disebabkan seragam tersebut. Namun ketika seseorang yang bertugas sebagai satpam tersebut menggunakan seeragam biasa atau sehari-hari ia akan menjadi lebih kalem dan dia jauh berbeda dengan orang biasanya. Ada beberapa kasus yang diambil dari pengalamannya teman saya kepada satpam salah satu universitas terbesar di Indonesia.
Waktu itu kira-kira satu tahun yang lalu teman saya memliki pengalaman yang kurang mengenakkan dengan satpam kampusnya. Pada saat teman saya ingin pulang kuliah sebut saja namanya AR, seperti biasanya dia selalu membawa kendaraan (motor) ke kampus. Saat ingin pulang ia mengeluarkan kendaraanya dari area parki kampus, seperti biasa saat ingin melewati gerbang kampus mahasiswa diminta menunjukkan STNK kepada satpam kampus sebagai tanda bukti kalau itu kendaraan milik sipengendara. Saat AR menunjukkan STNKnya, satpam pun berkata “biasa dong”, AR pun sedikit bingung dengan apa yang dimaksud sisatpam, AR pun berkata kepada satpam “iya biasanya kan begini pak” (menunjuk ke  STNK), satpam pun malah dengan tegas dan menekankan kepada AR mengatakan “Makanya biasain ngasih duit!”. Si AR pun dengan tampangnya yang bingung melaju dengan segera meninggalkan satpam tersebut.
Inilah cerminan buruk satpam yang dibeberapa kasus terjadi pencurian motor dikampus karena sangatlah mudah untuk menggondol keluar motor yang ada dikampus. Ketika ada sudah membobol kunci motor tersebut dan berhasil dihidupkan anda hanya “registrasi” seribu atau dua ribu maka satpampun akan tersenyum dan mengijinkan si pegendara motor entah itu memang benar motor sipengendara atau tidak satpam tidak peduli.

Kasus II
Kasus kedua dialami oleh teman sekelas saya sebut saja namanya IV. Waktu bulan lalu salah satu fakultas di universitas sebut saja universitas GU mengadakan acara tahunan yang sudah rutin di diadakan tiap tahunnya. Banyak dana yang dibutuhkan untuk acara tersebut,  karena acara tersebut merupakan salah satu acara tebesar yang dilakukan oleh salah satu fakultas tersebut. IV dan tim nya pun mencari dana dengan berbagi tugas agar mendapatkan hasil yang maksimal, ada yang mengajukan proposal, ada yang berjualan, ada yang ngamen dan lain-lain. IV dan beberapa rekannya mendapat bagian untuk berjualan kue diarea kampus dari kelas ke kelas. Ketika mereka sedang berjualan kira-kira hari ke tiga IV dan beberapa rekannya ditegor oleh satpam karena mereka berjualan diarea kampus. IV pun kaget dengan teguran satpam karena setau mereka berjualan dikampus tidak dilarang asal tidak menggangu aktivitas belajar mengajar dikampus tersebut. Setelah bernegosiasi dengan satpam untuk tetap dapat berjualan dikampus, hal yang kurang terpuji pun ditunjukkan oleh satpam tersebut. Ternyata satpam tersebut meminta uang persenan atau uang sogokkan agar IV dan rekan-rekannya bebas berjualan dukampus tanpa ada peneguran lagi. IV pun mensetujui persyaratan sisatpam tersebut setelah berunding beberapa menit dengan temanya, karena mereka lagi sangat membutuhkan uang untuk acara tersebut dan salah satu cara mendapatkanya adalah dengan berjualan diarea kampus, karena lebih efektif daripada harus turun kejalan-jalan yang dapat mengundang kemacetan dan belum tentu juga efektif.
Dari dua contoh kasus diatas bagaimana terlihat penyalahgunaan seragam yang dilakukan oleh satpam kampus tersebut. Ketika para satpam tersebut menggunakan seragamnya ia akan merasa berkuasa atas lingkungannya, bagus dan benar memang ketika satpam berkuasa dan melindungi daerah tugas mereka namun dari dua kasus diatas satpam tidaklah mencerminkan sikap yang baik atas apa yang ia lakukan, mereka hanyalah memanfaat kekuatan seragam yang mereka kenakan disaat bertugas.  Bukankah satpam sudah digaji ? Apakah tidak ada cara lain untuk mendapatkan uang sampingan yang lebih “bersih”? kalo dengan cara seperti itu apa bedanya satpam dengan preman-preman yang berkeliaran dijalan-jalan ?! tidak salah kalo kita menyebutnya preman berseragam.



Pembahasan dan Teori
Banyak kasus-kasus tentang penyalahgunaan seragam yang terjadi disekitar kita namun yang diangkat disini adalah penyalahgunaan yang dilakukan oleh satpam universitas. Kesalahan-kesalahn yang dibuat memang murni mengandalkan kekuatan daripada seragam yang dikenakan mereka. Banyak faktor yang menyebabkan beberapa satpamm seperti contoh diatas melakukan hal demikian mungkin salah satunya adalah kurangnya gaji mungkin salah satu penyebab para satpam bertindak seperti dua kasus diatas dimana para satpam meminta bayaran parkir dan meminta upah atas penjualan mahasiswa yang sedang mencari dana. Namun tidak bisa dikesampingkan juga faktor seragam yang mereka pakai, kalau bukan karena seragam satpam tersebut belum tentulah mereka berani bertindak demikian. Misalnya saja mereka berseragam OB kecil kemungkinan hal yang sama terjadi karena peran atau kekuatan dari seragam OB itupun kurang besar kurang ditakuti dalam kehidupan keseharian.dari kasus diatas banyak teori yang dapat menjelaskan tentang prilaku-prilaku menyimpang yang dilakukan oleh para satpam tersebut, seperti :

1.  Teori Behaviorisme
Pavlov ( dalam Basuki : 2008 ) dalam berbagai eksperimen mencoba menunjukkan besarnya pengaruh lingkungan terhadap tingkah laku. Semua tingkah laku, termasuk tingkah laku yang dikehendaki, menurut mereka, diperoleh melalui belajar dari lingkungan. Menurut teori behaviorisme tingkah laku di pengaruhi oleh lingkungan, begitu juga tingkah laku satpam bisa dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dimana ia tinggal. Terlebih ketika lingkungan tempat tinggalnya baik makan prilakunya pun baik begitupun ketika lingkungnnya buruk makanya prilakunya dapat menjadi buruk juga.
a. Attitude to Behavior Process Model
R.H. Fazio ( dalam Prabowo : 1998 ), menjelaskan bahwa bila kita dihadapkan pada kejadian atau peristiwa yang berlangsung cepat, secara spontan sikap yang terdapat pada diri kita akan mengarahkan perilaku.
Kejadian-kejadian yang kita alami menimbulkan sikap tertentu terhadap objek sikap yang kita temui. Sikap yang terbentuk akan mempengaruhi persepsi kita tentang objek sikap tersebut. Pada waktu bersamaan, pengtahuan kita tentang norma sosial-perilaku apa yang pantas atau tidak pantas dilakukan oleh seseorang yang berkenaan dengan suatu kejadian juga mempengaruhi persepsi mengenai kejadian tersebut. Sikap dan pengetahuan yang terdapat dalam memori kita, memperngaruhi persepsi dan selanjutnya akan memengaruhi perilaku kita.

2. Teori Humanistik
Dalam teori humanistik oleh Abraham Maslow ada teori yang berbunyi,
- Kebutuhan akan Kekuasaan
Abraham Maslow ( Dalam Basuki : 2008 ) Kebutuhan ini timbul dan berkembang dalam interaksi sosial. Orang yang mempunyai power needs yang tinggi suka melakukan kontrol, mengendalikan atau memerintah orang lain. Apa yang dilakukan oleh satpam diatas tersebut menujukkan bahwa ia membutuhkan adanya pengakuan dari luar akan kekuasaannya. Tindakan satpam yang meminta dengan paksa uang parkir, meminta jatah dari hasil penjualan mahasiswa yang mencari dana, itu karena adanya kekuasaan yang mereka miliki dari seragam yang mereka kenakan. Para satpam ingin dipandang sehingga mereka melakukan hal demikian.

3. Teori Kognitif
Ketika penilaian melibatkan kognisi, atau pemrosesan informasi dari lingkungan, tubuh, dan ingatan, dan dengan demikian teori ini adalah teori kognitif. Teori ini menyatakan bahwa emosi yang kita rasakan hasil dari penilitian, atau evaluasi tentang informasi yang datang dari situasi lingkungan dan dari dalam tubuh. Ingatan masa lalu berhadapan dengan situasi yang sama, kecenderungan untuk menanggapi dengan cara tertentu, mempertimbangkan konsekuensi tindakan yang mungkin hasil dari keadaan emosi masuk ke dalam penilaian. Hasil dari penilaian yang kompleks dari semua informasi ini adalah emaosi seperti yang dirasakan.
Pola pikir satpam yang masih memikirkan kepentingan pribadi, seharusnya satpam paham posisi dia sebagai penjaga, pengayom di universitas tersebut bukan malah membuat ketidaknyamanan. Pola pikir yang masih dangkal ini lah yang membuat satpam bertindak hal yang diluar dari ekspektasi kampus yang merugikan para mahasiswanya.

4. Teori Psikologi Sosial
Teori perilaku beralasan ( theory of reason action-Fishbrin & Ajzen, 1980 )
Fishbein dan Ajzen ( dalam Sarwono: ) keputusan untuk melakukan perilaku tertentu merupakan hasil dari proses rasional. Untuk mengetahui bagaimana hubungan sikap dan perilaku, sehingga objek sikap yang di maksud tidak lain adalah perilaku itu sendiri. Beberapa pilihan perilaku dipertimbangkan, konsekuensi dan hasilnya dinilai, kemudian di buat keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu (intensi).

Kesimpulan
Seragam sangatlah besar pengaruhnya dalam prilaku kehidupan mausia. Ketika seseorang menggunakan seragam tertentu maka ia akan mengikuti karakter yang sesuai dengan seragam yang ia kenakan. Sama halnya seperti seragam satpam maka secara otomatis orang itu akan berprilaku tegas, keras sesuai fungsinya yaitu menjaga keamanan.
Terkait masalah diatas dapat ditarik kesimpulannya adalah kurangnya pengawasan dari pihak kampus terhadap setiap karyawan yang bekerja di dalamnya, sehingga hal-hal seperti ini terjadi. Kurang beraninya mahasiswa/i atau korban melaporkan tindakan seperti ini sehingga kejadian seperti ini terus berlanjut karena tidak adanya tegoran dari pihak kampus.

Saran
Banyak yang harus dibenahi dari pihak kampus maupun satpam itu sendiri serta peran dari mahasiswa. Seperti seharusnya pihak kampus memberi cctv diarea-area yang sering di jadikan lahan oleh si satpam melakukan aksinya, seperti dalam kasus ini yaitu daerah parkiran maupun bagian depan kampus. Bukan hanya untuk melihat aksi satpam nakal saja namun bakal banyak manfaat yang didapat seperti ketika ada kemalingan motor, helm, kunci motor dll maka semuanya dapat diketahui dari cctv tersebut sehingga kejadian-kejadian macam ini berkurang bahkan dapat hilang, dan kampus pun lebih aman. selanjutnya memberikan kesejahteraan lebih bagi satpam dengan menaikkan gaji sesuai dengan usaha atau kinerja yag mereka berikan sehingga para satpam tidak lagi melakukan tindakan meminta-minta uang dari para mahasiswa dengan cara yang kurang baik. Serta peranan mahasiswa yang mesti berani tegas juga ketika ada prilaku kurang menyenangkan dari satpam maka mahasiswa atau korban dapat melaporkan kepada kepala koordinator yang menangani bagian keamanan kampus, sehingga pihak kampus pun tahu kalu di lingkungannya telah terjadi ketidakadilan yang dilakukan oleh satpamnya.





Daftar Pustaka
A.M.Heru Basuki. 2008. Psikologi Umum. Jakarta : Penerbit Gunadarma.
Dwi, Riyanti dan Prabowo. 1998. Psikologi Umum 2. Jakarta: Penerbit Gunadarma
Feist Jess. 2010. Psikologi Kepribadian. Jakarta Selatan: Penerbit Salemba Humanika
Sarwono, W. Sarlito dan Eko A. Meinarno. 2008. Psikologi Sosial. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

read comments