Kasus satpam
yang menyalahgunakaan seragam
Derson Henriko
H.S
11512876
2PA07
Bab I
Pendahuluan
Latar Belakang
Semenjak
manusia mengenal peradaban di dunia ini, seragam telah dikenal keberadaannya.
Terbukti ketika kita mempelajari sejarah kehidupan manusia semenjak jaman dahulu
kala, seragam telah dipakai oleh
para tentara kerajaan, dayang-dayang, orang-orang yang bertugas pada
bagian tertentu di suatu kerajaan yang ada di berbagai belahan dunia. Seragam
sendiri menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) berarti sama ragam, corak,
dan budaya-pakaian. Banyak macam-macam profesi yang menggunakan seragam dalam
bertugas seperti dokter, polisi, satpam, TNI, guru, OB dan lain-lain. Dengan
menggunakan seragam tentunya kita lebih memiliki rasa bangga dengan seragam
yang kita kenakan, anggun dan tentunya lebih dihormati orang lain. Namun banyak
juga yang merasa dirinya kuat saat mengenakan seragam, berlaku tidak adil, memaksakan
kehendak, berbuat semena-mena dan kasar terhadap orang lain, memaksakan
kehendak untuk mecapai apa yang diiginkan.
Satpam
merupakan instansi yang tujuan utamanya menjaga keamaanan, melindungi suatu
perusahan, sekolah atau dimanapun ia ditempatkan. Dengan badan tegap potongan
cepak nampak seperti aparat TNI satpam cukuplah disegani jika melihat dari segi
fisiknya. Banyak kasus dimana satpam meminta tips meminta uang tambahan dari
setiap orang-orang yang merasa sudah memakai jasanya padahal satpam telah
memiliki gaji atau pendapatan tetap perbulannya. Memang ada sebagian orang yang
memberi dengan Cuma-Cuma Namun tak sedikit satpam yang malah meminta tips atau
uang tambahan dengan memaksa. Ketika kita tidak memberi tips maka pelayanan
dari satpamnya pun berbeda, mereka langsung cuek, jutek dan seakan tidak mau
tahu akan apa yang kita lakukan.
Beda halnya
ketika kita memberikan tips kepada satpam tersebut maka sambutannyapun hangat,
ramah dengan senyuman. Tidak seharusnya satpam bertindak demikian, satpam
haruslah adil karena mereka sudah ditugaskan, mereka sudah di gaji untuk
berprilaku baik ramah pada setiap pelanggan yag datang kepadanya. Memang tidak
semua satpam demikian, banyak juga satpam yang benar-benar memiliki prilaku
baik dengan ada atau tidaknya tips yang diberikan, satpam tetap ramah dan
berbaik hati kepada setiap orang yang di bantunya, mereka sadar akan tanggung
jawab yang mereka emban.
Bab II
Banyak
kasus-kasus yang terjadi di lingkungan sekitar kita yang melibatkan penyalahgunaan
seragam termasuk satpam. Satpam yang notabene adalah sebagai pelindung suatu
perusahan, mall, sekolah dll. Namun diluar sana banyak kasus-kasus
penyalahgunaan seragam yang melibatkan satpam. Ketika seseorang menggunakan
seragam satpam ia merasakan ada sebuah energi keberanian yang lebih, merasa
memiliki kuasa, yang disebabkan seragam tersebut. Namun ketika seseorang yang
bertugas sebagai satpam tersebut menggunakan seeragam biasa atau sehari-hari ia
akan menjadi lebih kalem dan dia jauh berbeda dengan orang biasanya. Ada
beberapa kasus yang diambil dari pengalamannya teman saya kepada satpam salah
satu universitas terbesar di Indonesia.
Waktu
itu kira-kira satu tahun yang lalu teman saya memliki pengalaman yang kurang
mengenakkan dengan satpam kampusnya. Pada saat teman saya ingin pulang kuliah sebut
saja namanya AR, seperti biasanya dia selalu membawa kendaraan (motor) ke
kampus. Saat ingin pulang ia mengeluarkan kendaraanya dari area parki kampus, seperti
biasa saat ingin melewati gerbang kampus mahasiswa diminta menunjukkan STNK
kepada satpam kampus sebagai tanda bukti kalau itu kendaraan milik
sipengendara. Saat AR menunjukkan STNKnya, satpam pun berkata “biasa dong”, AR
pun sedikit bingung dengan apa yang dimaksud sisatpam, AR pun berkata kepada
satpam “iya biasanya kan begini pak” (menunjuk ke STNK), satpam pun malah dengan tegas dan
menekankan kepada AR mengatakan “Makanya biasain ngasih duit!”. Si AR pun dengan
tampangnya yang bingung melaju dengan segera meninggalkan satpam tersebut.
Inilah
cerminan buruk satpam yang dibeberapa kasus terjadi pencurian motor dikampus
karena sangatlah mudah untuk menggondol keluar motor yang ada dikampus. Ketika
ada sudah membobol kunci motor tersebut dan berhasil dihidupkan anda hanya
“registrasi” seribu atau dua ribu maka satpampun akan tersenyum dan mengijinkan
si pegendara motor entah itu memang benar motor sipengendara atau tidak satpam
tidak peduli.
Kasus II
Kasus
kedua dialami oleh teman sekelas saya sebut saja namanya IV. Waktu bulan lalu
salah satu fakultas di universitas sebut saja universitas GU mengadakan acara
tahunan yang sudah rutin di diadakan tiap tahunnya. Banyak dana yang dibutuhkan
untuk acara tersebut, karena acara
tersebut merupakan salah satu acara tebesar yang dilakukan oleh salah satu
fakultas tersebut. IV dan tim nya pun mencari dana dengan berbagi tugas agar
mendapatkan hasil yang maksimal, ada yang mengajukan proposal, ada yang berjualan,
ada yang ngamen dan lain-lain. IV dan beberapa rekannya mendapat bagian untuk
berjualan kue diarea kampus dari kelas ke kelas. Ketika mereka sedang berjualan
kira-kira hari ke tiga IV dan beberapa rekannya ditegor oleh satpam karena
mereka berjualan diarea kampus. IV pun kaget dengan teguran satpam karena setau
mereka berjualan dikampus tidak dilarang asal tidak menggangu aktivitas belajar
mengajar dikampus tersebut. Setelah bernegosiasi dengan satpam untuk tetap
dapat berjualan dikampus, hal yang kurang terpuji pun ditunjukkan oleh satpam
tersebut. Ternyata satpam tersebut meminta uang persenan atau uang sogokkan
agar IV dan rekan-rekannya bebas berjualan dukampus tanpa ada peneguran lagi.
IV pun mensetujui persyaratan sisatpam tersebut setelah berunding beberapa
menit dengan temanya, karena mereka lagi sangat membutuhkan uang untuk acara
tersebut dan salah satu cara mendapatkanya adalah dengan berjualan diarea
kampus, karena lebih efektif daripada harus turun kejalan-jalan yang dapat
mengundang kemacetan dan belum tentu juga efektif.
Dari
dua contoh kasus diatas bagaimana terlihat penyalahgunaan seragam yang
dilakukan oleh satpam kampus tersebut. Ketika para satpam tersebut menggunakan
seragamnya ia akan merasa berkuasa atas lingkungannya, bagus dan benar memang
ketika satpam berkuasa dan melindungi daerah tugas mereka namun dari dua kasus
diatas satpam tidaklah mencerminkan sikap yang baik atas apa yang ia lakukan, mereka
hanyalah memanfaat kekuatan seragam yang mereka kenakan disaat bertugas. Bukankah satpam sudah digaji ? Apakah tidak
ada cara lain untuk mendapatkan uang sampingan yang lebih “bersih”? kalo dengan
cara seperti itu apa bedanya satpam dengan preman-preman yang berkeliaran
dijalan-jalan ?! tidak salah kalo kita menyebutnya preman berseragam.
Pembahasan dan Teori
Banyak
kasus-kasus tentang penyalahgunaan seragam yang terjadi disekitar kita namun
yang diangkat disini adalah penyalahgunaan yang dilakukan oleh satpam
universitas. Kesalahan-kesalahn yang dibuat memang murni mengandalkan kekuatan
daripada seragam yang dikenakan mereka. Banyak faktor yang menyebabkan beberapa
satpamm seperti contoh diatas melakukan hal demikian mungkin salah satunya
adalah kurangnya gaji mungkin salah satu penyebab para satpam bertindak seperti
dua kasus diatas dimana para satpam meminta bayaran parkir dan meminta upah
atas penjualan mahasiswa yang sedang mencari dana. Namun tidak bisa
dikesampingkan juga faktor seragam yang mereka pakai, kalau bukan karena
seragam satpam tersebut belum tentulah mereka berani bertindak demikian.
Misalnya saja mereka berseragam OB kecil kemungkinan hal yang sama terjadi
karena peran atau kekuatan dari seragam OB itupun kurang besar kurang ditakuti
dalam kehidupan keseharian.dari kasus diatas banyak teori yang dapat menjelaskan
tentang prilaku-prilaku menyimpang yang dilakukan oleh para satpam tersebut,
seperti :
1.
Teori Behaviorisme
Pavlov
( dalam Basuki : 2008 ) dalam berbagai eksperimen mencoba menunjukkan besarnya
pengaruh lingkungan terhadap tingkah laku. Semua tingkah laku, termasuk tingkah
laku yang dikehendaki, menurut mereka, diperoleh melalui belajar dari
lingkungan. Menurut teori behaviorisme tingkah laku di pengaruhi oleh
lingkungan, begitu juga tingkah laku satpam bisa dipengaruhi oleh lingkungan
sekitar dimana ia tinggal. Terlebih ketika lingkungan tempat tinggalnya baik
makan prilakunya pun baik begitupun ketika lingkungnnya buruk makanya
prilakunya dapat menjadi buruk juga.
a.
Attitude to Behavior Process Model
R.H.
Fazio ( dalam Prabowo : 1998 ), menjelaskan bahwa bila kita dihadapkan pada
kejadian atau peristiwa yang berlangsung cepat, secara spontan sikap yang
terdapat pada diri kita akan mengarahkan perilaku.
Kejadian-kejadian
yang kita alami menimbulkan sikap tertentu terhadap objek sikap yang kita
temui. Sikap yang terbentuk akan mempengaruhi persepsi kita tentang objek sikap
tersebut. Pada waktu bersamaan, pengtahuan kita tentang norma sosial-perilaku
apa yang pantas atau tidak pantas dilakukan oleh seseorang yang berkenaan
dengan suatu kejadian juga mempengaruhi persepsi mengenai kejadian tersebut.
Sikap dan pengetahuan yang terdapat dalam memori kita, memperngaruhi persepsi
dan selanjutnya akan memengaruhi perilaku kita.
2. Teori Humanistik
Dalam
teori humanistik oleh Abraham Maslow ada teori yang berbunyi,
- Kebutuhan akan Kekuasaan
Abraham
Maslow ( Dalam Basuki : 2008 ) Kebutuhan ini timbul dan berkembang dalam
interaksi sosial. Orang yang mempunyai power needs yang tinggi suka melakukan
kontrol, mengendalikan atau memerintah orang lain. Apa yang dilakukan oleh
satpam diatas tersebut menujukkan bahwa ia membutuhkan adanya pengakuan dari
luar akan kekuasaannya. Tindakan satpam yang meminta dengan paksa uang parkir, meminta
jatah dari hasil penjualan mahasiswa yang mencari dana, itu karena adanya
kekuasaan yang mereka miliki dari seragam yang mereka kenakan. Para satpam
ingin dipandang sehingga mereka melakukan hal demikian.
3. Teori Kognitif
Ketika
penilaian melibatkan kognisi, atau pemrosesan informasi dari lingkungan, tubuh,
dan ingatan, dan dengan demikian teori ini adalah teori kognitif. Teori ini
menyatakan bahwa emosi yang kita rasakan hasil dari penilitian, atau evaluasi
tentang informasi yang datang dari situasi lingkungan dan dari dalam tubuh.
Ingatan masa lalu berhadapan dengan situasi yang sama, kecenderungan untuk
menanggapi dengan cara tertentu, mempertimbangkan konsekuensi tindakan yang
mungkin hasil dari keadaan emosi masuk ke dalam penilaian. Hasil dari penilaian
yang kompleks dari semua informasi ini adalah emaosi seperti yang dirasakan.
Pola
pikir satpam yang masih memikirkan kepentingan pribadi, seharusnya satpam paham
posisi dia sebagai penjaga, pengayom di universitas tersebut bukan malah
membuat ketidaknyamanan. Pola pikir yang masih dangkal ini lah yang membuat
satpam bertindak hal yang diluar dari ekspektasi kampus yang merugikan para
mahasiswanya.
4. Teori Psikologi Sosial
Teori perilaku
beralasan ( theory of reason action-Fishbrin
& Ajzen, 1980 )
Fishbein dan Ajzen ( dalam Sarwono:
) keputusan untuk melakukan perilaku tertentu merupakan hasil dari proses
rasional. Untuk mengetahui bagaimana hubungan sikap dan perilaku, sehingga
objek sikap yang di maksud tidak lain adalah perilaku itu sendiri. Beberapa
pilihan perilaku dipertimbangkan, konsekuensi dan hasilnya dinilai, kemudian di
buat keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu (intensi).
Kesimpulan
Seragam
sangatlah besar pengaruhnya dalam prilaku kehidupan mausia. Ketika seseorang
menggunakan seragam tertentu maka ia akan mengikuti karakter yang sesuai dengan
seragam yang ia kenakan. Sama halnya seperti seragam satpam maka secara
otomatis orang itu akan berprilaku tegas, keras sesuai fungsinya yaitu menjaga
keamanan.
Terkait
masalah diatas dapat ditarik kesimpulannya adalah kurangnya pengawasan dari
pihak kampus terhadap setiap karyawan yang bekerja di dalamnya, sehingga
hal-hal seperti ini terjadi. Kurang beraninya mahasiswa/i atau korban melaporkan
tindakan seperti ini sehingga kejadian seperti ini terus berlanjut karena tidak
adanya tegoran dari pihak kampus.
Saran
Banyak
yang harus dibenahi dari pihak kampus maupun satpam itu sendiri serta peran
dari mahasiswa. Seperti seharusnya pihak kampus memberi cctv diarea-area yang
sering di jadikan lahan oleh si satpam melakukan aksinya, seperti dalam kasus
ini yaitu daerah parkiran maupun bagian depan kampus. Bukan hanya untuk melihat
aksi satpam nakal saja namun bakal banyak manfaat yang didapat seperti ketika
ada kemalingan motor, helm, kunci motor dll maka semuanya dapat diketahui dari
cctv tersebut sehingga kejadian-kejadian macam ini berkurang bahkan dapat
hilang, dan kampus pun lebih aman. selanjutnya memberikan kesejahteraan lebih
bagi satpam dengan menaikkan gaji sesuai dengan usaha atau kinerja yag mereka
berikan sehingga para satpam tidak lagi melakukan tindakan meminta-minta uang
dari para mahasiswa dengan cara yang kurang baik. Serta peranan mahasiswa yang
mesti berani tegas juga ketika ada prilaku kurang menyenangkan dari satpam maka
mahasiswa atau korban dapat melaporkan kepada kepala koordinator yang menangani
bagian keamanan kampus, sehingga pihak kampus pun tahu kalu di lingkungannya
telah terjadi ketidakadilan yang dilakukan oleh satpamnya.
Daftar
Pustaka
A.M.Heru
Basuki. 2008. Psikologi Umum. Jakarta
: Penerbit Gunadarma.
Dwi,
Riyanti dan Prabowo. 1998. Psikologi Umum
2. Jakarta: Penerbit Gunadarma
Feist
Jess. 2010. Psikologi Kepribadian.
Jakarta Selatan: Penerbit Salemba Humanika
Sarwono,
W. Sarlito dan Eko A. Meinarno. 2008. Psikologi
Sosial. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika
0 komentar:
Posting Komentar